Sejarah Kesehatan Mental
Pada zaman dahulu orang berpendapat bahwa penyebab penyakit mental adalah syaitan-syaitan, roh-roh jahat dan dosa-dosa. Oleh karena itu para penderita penyakit mental dimasukkan dalam penjara-penjara di bawah tanah atau dihukum dan diikat erat-erat dengan rantai besi yang berat dan kuat.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu timbul usaha-usaha kemanusiaan yang mengadakan perbaikan dalam menanggulangi orang-orang yang terganggu mentalnya ini. Philippe Pinel di Perancis dan William Tuke dari Inggris adalah salah satu tokoh yang berjasa dalam mengatasi dan menanggulangi orang-orang yang terkena penyakit mental. Pada masa Pinel dan Tuke, dikenal dengan masa pra ilmiah karena hanya usaha dan praksis yang mereka lakukan tanpa adanya teori-teori yang dikemukakan.
Selanjutnya adalah masa ilmiah, dimana tidak hanya praksis yang dilakukan tetapi berbagai teori mengenai kesehatan mental dikemukakan. Masa ini berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan alam di Eropa. Dorothea Dix merupakan seorang pionir wanita asal Amerika yang juga ikut serta dalam menimbulkan usaha-usaha kemanusiaan. Ia berusaha menyembuhkan dan memelihara para penderita penyakit mental dan orang-orang gila. Sangat banyak jasanya dalam memperluas dan memperbaiki kondisi penderita penyakit mental. Atas jasa-jasa besarnya inilah Dix dapat disebut sebagai tokoh besar pada abad ke-19.
Tokoh lain yang banyak pula memberikan jasanya pada ranah kesehatan mental adalah Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Beers pernah sakit mental dan dirawat selama dua tahun dalam beberapa rumah sakit jiwa. Ia mengalami sendiri betapa kejam dan kerasnya perlakuan serta cara penyembuhan atau pengobatan dalam asylum-asylum tersebut. Sering ia didera dengan pukulan-pukulan dan jotosan-jotosan, dan menerima hinaan-hinaan yang menyakitkan hati dari perawat-perawat yang kejam. Dan banyak lagi perlakuan-perlakuan kejam yang tidak berperi kemanusiaan dialaminya dalam rumah sakit jiwa tersebut. Setelah dirawat selama dua tahun, beruntung Beers bisa sembuh.
Di dalam bukunya A Mind That Found Itself, Beers tidak hanya melontarkan tuduhan-tuduhan terhadap tindakan-tindakan kejam dan tidak berperi kemanusiaan dalam asylum-asylum tadi, tapi juga menyarankan program-program perbaikan yang definitif pada cara pemeliharaan dan cara penyembuhannya. Pengalaman pribadinya itu meyakinkan Beers bahwa penyakit mental itu dapat dicegah dan pada banyak peristiwa dapat disembuhkan pula. Oleh keyakinan ini ia kemudian menyusun satu program nasional, yang berisikan:
- Perbaikan dalam metode pemeliharaan dan penyembuhan para penderita mental.
- Kampanye memberikan informasi-informasi agar orang mau bersikap lebih inteligen dan lebih human atau berperikemanusiaan terhadap para penderita penyakit emosi dan mental.
- Memperbanyak riset untuk menyelidiki sebab-musabab timbulnya penyakit mental dan mengembangkan terapi penyembuhannya.
- Memperbesar usaha-usaha edukatif dan penerangan guna mencegah timbulnya penyakit mental dan gangguan-gangguan emosi.
William James dan Adolf Meyer, para psikolog besar, sangat terkesan oleh uraian Beers tersebut. Maka akhirnya Adolf Meyer-lah yang menyarankan agar Mental Hygiene dipopulerkan sebagai satu gerakan kemanusiaan yang baru. Dan pada tahun 1908 terbentuklah organisasi Connectitude Society for Mental Hygiene. Lalu pada tahun 1909 berdirilah The National Committee for Mental Hygiene, dimana Beers sendiri duduk di dalamnya hingga akhir hayatnya.
KONSEP SEHAT.
Kesehatan adalah merupakan suatu pandangan akan kondisi yang fleksibel antara kesehatan badan jasmani dengan kesehatan mental rohani yang dibedakan dalam sebuah rentang yang selalu berfluktuasi atau berayun mendekati dan menjauhi puncak kebahagiaan hidup dari keadaan sehat yang sempurna. Sehat tidak dapat diartikan sesuatu yang statis, menetap pada kondisi tertentu, tetapi sehat harus dipandang sesuatu fenomena yang dinamis.
Pengertian konsep sehat menurut WHO adalah merupakan suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Sehingga makna kesehatan secara umum adalah merupakan keadaan sehat baik dalam hal fisik mental serta sosial. Maka bila saja ada kekurangan dalam satu hal saja, misal ada gangguan mental, maka seseorang tidak dapat dikatakan sebagai manusia individu yang sehat. Untuk itulah penting juga akan arti sehat mental psikologis bagi kita semuanya.
Dewasa ini seseorang dikatakan sehat banyak diartikan dalam kadar dan taraf tingkatan yang normal atau lazim yang terjadi pada individu yang artinya bahwa individu seseorang tidak merasakan keluhan atau pun gejala penyakit atau kurang sehat. Adapun sebaliknya keadaan sakit pada umumnya diartikan suatu keadaan yang tidak normal atau lazim pada diri seseorang. Contohnya saja bila seseorang mempunyai keluhan pusing yang tidak tertahankan, panas, dan lain sebagainya.
Pengertian konsep sehat menurut WHO adalah merupakan suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Sehingga makna kesehatan secara umum adalah merupakan keadaan sehat baik dalam hal fisik mental serta sosial. Maka bila saja ada kekurangan dalam satu hal saja, misal ada gangguan mental, maka seseorang tidak dapat dikatakan sebagai manusia individu yang sehat. Untuk itulah penting juga akan arti sehat mental psikologis bagi kita semuanya.
Dewasa ini seseorang dikatakan sehat banyak diartikan dalam kadar dan taraf tingkatan yang normal atau lazim yang terjadi pada individu yang artinya bahwa individu seseorang tidak merasakan keluhan atau pun gejala penyakit atau kurang sehat. Adapun sebaliknya keadaan sakit pada umumnya diartikan suatu keadaan yang tidak normal atau lazim pada diri seseorang. Contohnya saja bila seseorang mempunyai keluhan pusing yang tidak tertahankan, panas, dan lain sebagainya.
Perbedaan Kesehatan Mental Konsep Barat dan Konsep Timur
Budaya barat dan timur ternyata memiliki perbedaan yang mendasar mengenai konsep sehat dan sakit. Perbedaan ini kemudian mempengaruhi sistem pengobatan di kedua kebudayaan. Akibatnya,pandangan mengenai kesehatan mental juga berbeda. Namun dengan kemajuan teknologi dan komunikasi yang membuat relasi antar manusia semakin mengglobal, pertemuan kebudayaan ini tidak lagi dapat dihindari sehingga sekarang ini ditemui berbagai cara penanganan kesehatan yang mencoba mengintegrasikan system pengobatan antara kedua kebudayaan.
Terdapat berbagai macam model kesehatan muncul karena banyaknya asumsi mengenai kesehatan, seperti halnya model kesehatan mental konsep dari Barat dan juga konsep Timur. Akan tetapi, dalam model-model itu terdapat variasi yang disebabkan karena adanya perbedaan budaya di antara model-model tersebut.
Model Biomedis (Freund, 1991)memiliki 5 asumsi. Pertama, terdapat perbedaan yang nyata antara tubuh dan jiwa sehingga penyakit diyakini berada pada suatu bagian tubuh tertentu. Kedua, penyakit dapat direduksi pada gangguan fungsi tubuh, baik secara biokimia atau neurofisiologis. Ketiga, setiap penyakit disebabkan oleh suatu agen khusus yang berpotensi dapat diidentifikasi. Keempat, melihat tubuh sebagai suatu mesin. Kelima, konseb tubuh adalah objel yang perlu diatur dan dikontrol.
Model Psikiatris, merupakan model yang berkaitan dengan model biomedis. Model ini masih mendasarkan diri pada pencarian bukti-bukti fisik dari suatu oenyakit dan penggunaan treatmen fisik obat-obatan atau pembedahan untuk mengoreksi abnormalitas.
Model Psikosomatis (Tamm, 1993), merupakan model yang muncul karena adanya ketidakpuasan terhadap model biomedis. Model ini menyatakan bahwa tidak ada penyakit somatik yang tanpa disebabkan oleh antesenden emosional dan atau sosial. Sebaliknya tidak ada penyakit psikis yang tidak disertai oleh simtom-simtom somatik.
sumber:
Semium, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 2. Yogyakarta: Kasinius.
Siswanto. (2007). Kesehatan Mental: Kesehatan Mental-Konsep, Cakupan dan Perkembangannya. Yogyakarta: ANDI
Kholil Rochman Lur. 2010. Kesehatan Mental. Purwokerto : Fajar Media Press.
Kesehatan masyarakat. Fakultas Ilmu Keolahragaan. UN Yogyakarta. 2013