Mengapa sebelum hujan badan kita gerah
Beberapa
saat sebelum hujan biasanya kita merasa gerah. Sebenarnya bukan suhu
udara menjadi lebih panas, tetapi kelembaban udara udara yang menurun.
Kelembaban udara berasosiasi dengan banyaknya uap air di udara (uap
bukan air). Pada kondisi dimana kita merasa gerah berarti uap air di
sekitar kita berkurang. Ini terjadi karena adanya ekspansi adiabatis di
mana uap air bergerak lebih cepat ke atmosfer.
Ekspansi
adibatis merupakan fenomena fisis yang melukiskan pergerakan massa
udara secara vertikal. Hal ini ini terjadi karena suhu massa udara di
permukaan lebih panas dari lingkungannya. Karena lebih panas maka massa
jenisnya menjadi lebih ringan sehingga akan bergerak naik.
Pada kondisi lainnya pada saat
uap air mengembun menjadi titik-titik air dalam awan akan terjadi
pelepasan panas laten. Lepasnya panas laten ke atmosfer akan menaikkan
suhu udara.
Panas laten adalah
panas yang dikandung uap air pada saat terjadinya penguapan di
permukaan bumi. Nah lepasnya panas laten tersebut membuat suhu udara
tidak berkurang walaupun sinar matahari sebagai sumber panas di bumi
telah tertutup awan.
Selanjutnya jika proses fisis di
dalam awan tidak "terganggu" makan akan turun hujan. Tetapi proses
terjadinya hujan yang dimulai dari ekspansi adiabatis hanya terjadi
dalam radius 5-10 km. Karna awan penyebabnya adalah awan jenis
cumuliform yang tumbuh secara vertikal. Hujan yang turun dari awan
jenis ini sifatnya deras, waktunya singkat dan area yang kurang luas,
radius 5-10 km.
Nah, karena radiusnya hanya
berkisar demikian, jika kita di depok merasa gerah, belum tentu orang
di pasar minggu akan gerah juga. (Margonda - pasar minggu >> 15
km). Jika di Depok kemudian hujan, belum tentu pula di pasar minggu
hujan.
No comments:
Post a Comment