Wednesday, February 5, 2014

DREAMER..

Pagi itu tidak seperti pagi pada biasanya,liburan yang biasanya ku isi dengan kesibukan dirumah pada pagi itu tidak kulakukan untuk bangun siang dan bermalas-malasan ataupun untuk menonton film hingga sore datang. Well,pagi itu adalah hari perpisahanku  dengan Tika,sahabatku yang akan berangkat ke jerman untuk melanjutkan belajar disana. Hari itu aku dan sahabat-sahabatku yang lain berencana untuk mengantarkannya sampai disalah satu bandara terkemuka dijakarta.
Pada pagi itu aku berangkat bersama keempat sahabatku,mereka adalah Farah,Tiko,Eka dan Yofi. Kami pergi dari tanjung barat mengendarai taksi yang kami tumpangi,sedangkan Tika sudah lebih dahulu sampai dibandara bersama keluarga besarnya . Canda tawa pun tak kunjung henti selama diperjalanan menuju bandara hingga akhirnya tanpa disadari kami telah sampai pada tujuan . Setelah sampai disana kami bergegas menemui Tika yang pada saat itu berada disalah satu hotel yang ada didalam kawasan bandara tersebut. Di tempat itu kami bertemu dengan Tika yang sedang berkumpul dengan keluarga dan teman-temannya yang akan menuju tempat yang sama untuk belajar disana.
Saat itu canda tawa,haru dan bangga terbalut menjadi suasana yang hangat didalam ruangan yang nyaman. Waktu terus berjalan,cerita satu sama lain terus terlontarkan dari mulutku dan sahabat-sahabatku. Hingga akhirnya detik-detik perpisahan mengahmpiri kami dengan iringan lagu yang sangat haru dan tak sedikit pun dari kami meneteskan air mata. Kupeluk erat sahabatku dengan pesan-pesan penuh harapan. Sedih rasanya harus terpisahkan oleh jarak yang tak sebentar dapat ku tempuh. Pada saat itu aku merasa bahwa akulah yang paling berbangga hati setelah kedua orang tua dan keluarganya melihat sahabatku akan pergi kesana,tempat impian kebanyakan orang yang menggantungkan cita-citanya untuk bias belajar kesana. Berat rasanya meninggalkan ruangan itu,tangisku semakin terisak-isak saat Tika melambaikan tangan untuk terakhir kalinya. Semua doaku,harapanku dan juga sahabat-sahabatku termasuk Tika sudah selesai kupanjatkan. Aku pulang bersama keempat sahabatku dengan semangat yang tak lagi sama seperti ketika awal kami berangkat. Lelah,lapar,sedih lengkaplah sudah. Akhirnya kami berencana untuk singgah ketempat makan yang tidak jauh dari tempat kami beranjak. Kami isi perut kami yang kosong hingga kenyang. Suasana pun mulai hangat kembali,kami sudah bisa tertawa lagi walaupun hati masih berat ditinggal pergi.
Aku punya janji dengan sahabatku hari itu,janji untuk saling tetap menjaga komunikasi,janji untuk tidak saling melupakan,dan janji untuk sukses bersama. Janji seorang sahabat aku menyebutnya. Janji yang akan kupegang teguh sampai sukses kelak datang menemuiku. Hingga saat ini aku dan teman-temanku masih berkomunikasi dengan baik,begitu juga dengan Tika. Rindu sekali dengan mereka,walaupun sesekali kami masih bisa berkumpul tapi tak lengkap rasanya kalau salah satu dari kami tidak hadir. Memang sangat sulit bagi kami untuk bisa berkumpul seperti dulu saat masa-masa SMA yang hampir setiap hari kami lalui bersama. Sekarang semuanya berbeda saat kami menduduki kursi mahasiswa namun tidak dalam kampus yang sama. Aku menyadari bahwa semua yang pernah ku alami dengan teman-temanku dulu tak akan mungkin berjalan selamanya,masing-masing dari kami punya cita-cita yang berbeda walaupun dengan tujuan yang sama yaitu KESUKSESAN.  Biarkan waktu terus berjalan,biarkan rasa rindu kami tak terobati,biarkan rasa ingin bersama itu terus ada dan biarkan aku berjanji bahwa suatu saat nanti akan ku peroleh rasa rindu dan kebersamaan itu dengan kesuksesan yang sudah ada ditanganku dan juga sahabat-sahabatku.
Saat ini biarkan aku mengejar semua cita-citaku yang kujalani dengan penuh harapan beserta doa dari kedua orang tuaku yang tak pernah henti mereka panjatkan. Aku berharap semoga Tuhan mendengar semua doa-doaku dan sahabatku tercinta,semoga Tuhan mengabulkan semua permohonanku. Semoga perpisahan yang berawal dengan rasa penuh kebanggaan itu akan berujung pula dengan kebanggaan yang lebih.
Sahabat,aku berharap kalian merindukan aku seperti aku merindukan kebersamaan yang pernah kita alami bersama dulu,di saat kita senang,di saat kita dimarahi guru-guru kita,di saat kita nonton film bersama,bermain kartu,menghabiskan waktu dikantin hingga di usir satpam sekolah kita. Aku rindu,rindu sekali akan masa-masa itu. Semoga kalian juga tidak melupakan hal itu. Hal kecil namun sangat berarti bila kita mengingatnya,dan suatu saat kita akan menceritakan itu kembali disaat kita berkumpul bersama lagi. Akan ku ceritakan semuanya kepada anak-anakku nanti kalau aku memiliki sahabat-sahabat hebat seperti kalian.
Aku seolah-seolah sedang menceritakan mimpi yang baru saja aku alami,padahal tidak. Semua itu memang benar terjadi hanya saja tersirat banyak harapan dalam cerita itu dan aku menyebutnya dengan mimpi. Namun apakah aku hanya membiarkannya saja menjadi sebuah cerita dengan penuh karangan yang fiktif belaka. Tentu saja tidak,itu semua adalah mimpi besarku yang telah ku susun rapi sejak lama,tepatnya saat perpisahan itu dengan sahabatku,Tika. Sejak saat itu aku bertekad untuk tidak sekedar hanya bermimpi tapi juga harus “make it happen” istilah yang tak asing kita dengar lagi,yaa buat itu jadi nyata . Aku termotivasi oleh Tika karena diantara kami dialah yang paling mempunyai semangat tinggi dalam mewujudkan mimpi-mimpinya. Dia mempunyai semangat yang tidak biasa seperti kebanyakan  teman maupun sahabatku termasuk aku sendiri, dia tidak mudah menyerah dan sangat percaya diri. Disaat belajar bersama selalu Tika yang benar-benar belajar 100% kami juga belajar namun saja yang membedakannya 60% kita gunakan untuk bercanda. Oleh karena itu wajar jika dia bisa belajar di negeri orang yang memiliki kurikulum lebih tinggi jika dibandingkan dengan negeri kita sendiri. Aku berharap agar semangat yang dimiliki dia dapat kurasakan juga dan aku berharap juga beberapa tahun yang akan datang cerita ini bukan masih berbentuk cerita yang sekedar cerita namun menjadi cerita yang menjadi kisah nyata begitu juga dengan mimpi-mimpiku. Cerita ini kubuat bukan sekedar tugas yang diberikan oleh dosenku tapi juga untuk menginspirasi kalian yang punya mimpi dan ingin mewujudkannya.

Semua orang punya mimpi dan harapan. Namun banyak yang tak mampu mewujudkannya karena tidak yakin dengan dirinya sendiri. Jadilah orang yang sedikit itu yang dapat mewujudkan semua harapan dan mimpimu.-DL


SEKIAN..