Pagi itu tidak seperti pagi pada biasanya,liburan yang
biasanya ku isi dengan kesibukan dirumah pada pagi itu tidak kulakukan untuk
bangun siang dan bermalas-malasan ataupun untuk menonton film hingga sore
datang. Well,pagi itu adalah hari perpisahanku
dengan Tika,sahabatku yang akan berangkat ke jerman untuk melanjutkan
belajar disana. Hari itu aku dan sahabat-sahabatku yang lain berencana untuk
mengantarkannya sampai disalah satu bandara terkemuka dijakarta.
Pada pagi itu aku berangkat bersama keempat
sahabatku,mereka adalah Farah,Tiko,Eka dan Yofi. Kami pergi dari tanjung barat
mengendarai taksi yang kami tumpangi,sedangkan Tika sudah lebih dahulu sampai
dibandara bersama keluarga besarnya . Canda tawa pun tak kunjung henti selama
diperjalanan menuju bandara hingga akhirnya tanpa disadari kami telah sampai
pada tujuan . Setelah sampai disana kami bergegas menemui Tika yang pada saat
itu berada disalah satu hotel yang ada didalam kawasan bandara tersebut. Di
tempat itu kami bertemu dengan Tika yang sedang berkumpul dengan keluarga dan
teman-temannya yang akan menuju tempat yang sama untuk belajar disana.
Saat itu canda tawa,haru dan bangga terbalut menjadi
suasana yang hangat didalam ruangan yang nyaman. Waktu terus berjalan,cerita
satu sama lain terus terlontarkan dari mulutku dan sahabat-sahabatku. Hingga
akhirnya detik-detik perpisahan mengahmpiri kami dengan iringan lagu yang
sangat haru dan tak sedikit pun dari kami meneteskan air mata. Kupeluk erat
sahabatku dengan pesan-pesan penuh harapan. Sedih rasanya harus terpisahkan
oleh jarak yang tak sebentar dapat ku tempuh. Pada saat itu aku merasa bahwa
akulah yang paling berbangga hati setelah kedua orang tua dan keluarganya
melihat sahabatku akan pergi kesana,tempat impian kebanyakan orang yang
menggantungkan cita-citanya untuk bias belajar kesana. Berat rasanya
meninggalkan ruangan itu,tangisku semakin terisak-isak saat Tika melambaikan
tangan untuk terakhir kalinya. Semua doaku,harapanku dan juga sahabat-sahabatku
termasuk Tika sudah selesai kupanjatkan. Aku pulang bersama keempat sahabatku
dengan semangat yang tak lagi sama seperti ketika awal kami berangkat.
Lelah,lapar,sedih lengkaplah sudah. Akhirnya kami berencana untuk singgah
ketempat makan yang tidak jauh dari tempat kami beranjak. Kami isi perut kami
yang kosong hingga kenyang. Suasana pun mulai hangat kembali,kami sudah bisa
tertawa lagi walaupun hati masih berat ditinggal pergi.
Aku punya janji dengan sahabatku hari itu,janji untuk
saling tetap menjaga komunikasi,janji untuk tidak saling melupakan,dan janji
untuk sukses bersama. Janji seorang sahabat aku menyebutnya. Janji yang akan
kupegang teguh sampai sukses kelak datang menemuiku. Hingga saat ini aku dan
teman-temanku masih berkomunikasi dengan baik,begitu juga dengan Tika. Rindu
sekali dengan mereka,walaupun sesekali kami masih bisa berkumpul tapi tak
lengkap rasanya kalau salah satu dari kami tidak hadir. Memang sangat sulit
bagi kami untuk bisa berkumpul seperti dulu saat masa-masa SMA yang hampir
setiap hari kami lalui bersama. Sekarang semuanya berbeda saat kami menduduki
kursi mahasiswa namun tidak dalam kampus yang sama. Aku menyadari bahwa semua
yang pernah ku alami dengan teman-temanku dulu tak akan mungkin berjalan
selamanya,masing-masing dari kami punya cita-cita yang berbeda walaupun dengan
tujuan yang sama yaitu KESUKSESAN.
Biarkan waktu terus berjalan,biarkan rasa rindu kami tak
terobati,biarkan rasa ingin bersama itu terus ada dan biarkan aku berjanji
bahwa suatu saat nanti akan ku peroleh rasa rindu dan kebersamaan itu dengan
kesuksesan yang sudah ada ditanganku dan juga sahabat-sahabatku.
Saat ini biarkan aku mengejar semua cita-citaku yang
kujalani dengan penuh harapan beserta doa dari kedua orang tuaku yang tak
pernah henti mereka panjatkan. Aku berharap semoga Tuhan mendengar semua
doa-doaku dan sahabatku tercinta,semoga Tuhan mengabulkan semua permohonanku.
Semoga perpisahan yang berawal dengan rasa penuh kebanggaan itu akan berujung
pula dengan kebanggaan yang lebih.
Sahabat,aku berharap kalian merindukan aku seperti aku
merindukan kebersamaan yang pernah kita alami bersama dulu,di saat kita
senang,di saat kita dimarahi guru-guru kita,di saat kita nonton film
bersama,bermain kartu,menghabiskan waktu dikantin hingga di usir satpam sekolah
kita. Aku rindu,rindu sekali akan masa-masa itu. Semoga kalian juga tidak
melupakan hal itu. Hal kecil namun sangat berarti bila kita mengingatnya,dan
suatu saat kita akan menceritakan itu kembali disaat kita berkumpul bersama
lagi. Akan ku ceritakan semuanya kepada anak-anakku nanti kalau aku memiliki
sahabat-sahabat hebat seperti kalian.
Aku seolah-seolah sedang menceritakan mimpi yang baru
saja aku alami,padahal tidak. Semua itu memang benar terjadi hanya saja
tersirat banyak harapan dalam cerita itu dan aku menyebutnya dengan mimpi.
Namun apakah aku hanya membiarkannya saja menjadi sebuah cerita dengan penuh
karangan yang fiktif belaka. Tentu saja tidak,itu semua adalah mimpi besarku
yang telah ku susun rapi sejak lama,tepatnya saat perpisahan itu dengan
sahabatku,Tika. Sejak saat itu aku bertekad untuk tidak sekedar hanya bermimpi
tapi juga harus “make it happen” istilah yang tak asing kita dengar lagi,yaa
buat itu jadi nyata . Aku termotivasi oleh Tika karena diantara kami dialah
yang paling mempunyai semangat tinggi dalam mewujudkan mimpi-mimpinya. Dia
mempunyai semangat yang tidak biasa seperti kebanyakan teman maupun sahabatku termasuk aku sendiri,
dia tidak mudah menyerah dan sangat percaya diri. Disaat belajar bersama selalu
Tika yang benar-benar belajar 100% kami juga belajar namun saja yang
membedakannya 60% kita gunakan untuk bercanda. Oleh karena itu wajar jika dia
bisa belajar di negeri orang yang memiliki kurikulum lebih tinggi jika
dibandingkan dengan negeri kita sendiri. Aku berharap agar semangat yang dimiliki
dia dapat kurasakan juga dan aku berharap juga beberapa tahun yang akan datang
cerita ini bukan masih berbentuk cerita yang sekedar cerita namun menjadi
cerita yang menjadi kisah nyata begitu juga dengan mimpi-mimpiku. Cerita ini
kubuat bukan sekedar tugas yang diberikan oleh dosenku tapi juga untuk
menginspirasi kalian yang punya mimpi dan ingin mewujudkannya.
Semua orang punya
mimpi dan harapan. Namun banyak yang tak mampu mewujudkannya karena tidak yakin
dengan dirinya sendiri. Jadilah orang yang sedikit itu yang dapat mewujudkan
semua harapan dan mimpimu.-DL
SEKIAN..