1.Definisi Kekuasaan
Pengertian kekuasaan Menurut Max Weber
Menurut
Max Weber dalam Buku Wirtschaft und Gessellshaft pada tahun 1992 bahwa
pengertian kekuasaan adalah kemampuan untuk, dalam suatu hubungan sosial
melaksanakan kemauan sendiri sekalipun mengalami perlawanan dan apapun dasar
kemampuan ini (Macht beduetet jede chance innerhalb einer soziale Beziehung
den eigenen Willen durchzusetchen auch gegen Widerstreben durchzustzen,
gleichviel worauf diese chance beruht).
Pengertian
kekuasaan oleh Max Weber ini dapat kita katakan bahwa kekuasaan adalah keegoisan
dalam suatu kelompok akan tetapi walaupun keegoisan tersebut memiliki
pertentangan, tetap tidak mampu melawan dikarenakan adanya kekuasaan tersebut.
Pengertian Kekuasaan Menurut Harold D. Laswell dan Abraham Kaplan
Selanjutnya,
pengertian kekuasaan yang hampir sama diungkapkan oleh Harold D. Laswell dan
Abraham Kaplan yaitu:
Pengertian kekuasaan adalah suatu
hubungan dimana seseorang atau sekelompok orang dapat menentukan (Power is a
relationship in which one person or group is able) tindakan seseorang atau
kelompok lain ke arah tujuan dari pihak pertama (to determine the action of
another in the direction of the former's own ends).
Pengertian kekuasaan Oleh Barbara Goodwin (2003)
Pengertian kekuasaan Oleh Barbara Goodwin (2003)
Pengertian
kekuasaan oleh ahli politik kontemporer ini sedikit lebih kasar, menurutnya,
pengertian kekuasaan adalah: Kemampuan (Force is the ability) untuk
mengakibatkan seseorang bertindak dengan cara yang oleh yang
bersangkutan (to cause someone to act in a way which she would not
choose), dan tidak akan dipilih seandainya ia tidak dilibatkan (left
to herself). Dengan kata lain memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu
yang bertentangan dengan kehendaknya (In other words to force someone
to do something against her will).
Berdasarkan
pengertian kekuasaan diatas, dapat diambil beberapa poin yaitu:
- Bahwa
kekuasaan umumnya diselenggarakan melalui isyarat jelas. Hal ini
disebut dengan kekuasaan Manifes atau manifest power.
- Kekuasaan yang
lain, namun hanya kadang terjadi yaitu kekuasaan implisit yang terjadi
tanpa adanya isyarat yang jelas.
- Hal yang perlu
ditekankan karena adanya kekuasaan adalah adanya hak untuk
mengadakan sanksi. Dalam menyelenggarakan kekuasaan, banyak upaya yang
dilakukan dalam bentuk sanksi untuk menegakkan kekuasaan seperti koersi,
persuasi dan cara lainnya.
2. Sumber-sumber
kekuasaan menurut French dan Raven
1. Coercive Power (Kuasa Paksaan) adalah
kemampuan untuk menghukum atau memperlakukan seseorang yang tidak melakukan
permintaan atau perintah. Diperoleh dari salah satu kapasitas untuk membagikan
punishment pada mereka yang tidak mematuhi permintaan atau perintah. Kekuasaan
ini juga bisa dibilang kekuasaan karena rasa takut oleh seseorang yang memiliki
kuasa dalam suatu hal. Karena hal itulah orang-orang yang menjadi bawahan atau
pengikutnya, menjadi tunduk dan mau untuk melakukan perintah yang diberikan
oleh orang yg berkuasa itu. Karena jika mereka tidak mengikuti apa yang
diperintahkan, maka bawahan/pengkutnya tersebut akan mendapatkan sebuah
hukuman. Contoh dari Coercive power adalah : misal, seorang atasan memberikan
pemotongan gaji terhadap karyawan/bawahannya, karena bawahaanya tersebut telah
melanggar peraturan perusahaan, bahkan jika kesalahan bawahannya tersebut
fatal, maka si atasan akan melakukan pemecatan terhadapnya, atau seorang guru
memberikan hukuman terhadap siswanya, dengan memberikan tugas yang banyak.
Menurut Molm, 1987,1988 Seseorang
juga menggunakan Coersive untuk mempengaruhi anggota grup lain, walaupun
kebanyakan orang lebih memilih untuk menggunakan reward power daripada coersive
power jika keduanya tersedia.
2. Insentif Power (Reward Power)
Reward power adalah
suatu sikap yang patuh /tunduk yang dicapai berdasarkan kepatuhan/kemampuan
untuk memberikan reward (imbalan) agar dipandang orang lain berharga, Seseorang
akan patuh terhadap orang lain, jika dijanjikan akan diberikan sebuah imbalan yang
sesuai dengan prestasinya. Selain itu
reward power juda bisa diartikan kemampuan dalam mengontrol distribusi dalam
pemberian reward atau menawarkan pada grup lainnya. Contoh dari Reward Power adalah bisa dalam bentuk : Bintang emas untuk murid, gaji untuk karyawan,
persetujuan sosial untuk subyek dalam eksperimen, positif feed back untuk
karyawan, makanan untuk orang kelaparan, kebebasan untuk narapidana, dan bahkan
bunuh diri untuk yang merasa hidupnya tersiksa.
3. Legitimate Power (Kuasa yang sah)
Legitimate power
adalah Pemimpin memperoleh hak dari pemegang
kekuatan untuk memerlukan dan menuntut ketaatan. Seseorang yang telah memiliki
legitimate power, akan menuntut bawahan atau pengikutnya untuk selalu taat pada
peraturannya. Karena legitimate power memiliki definisi lain, yaitu kekuatan
yang bersumber dari otoritas yang dapat dipertimbangkan hak untuk memerlukan
dan pemenuhan perintah. Contoh daro Legitimate Power adalah : Pegawai polisi
mengatakan penonton untuk pindah jika berada dalam suatu konser/pertunjukan
musik, dosen menunggu isi kelas diam dan tenang sebelum mengajarkan materinya.
4. Expert power (Kekuasaan Pakar)
Pengaruh berdasar pada kepercayaan
target bahwa pemegang kekuatan memiliki keahlian dan kemampuan yang superior
dalam bidangnya. Seseorang yang memang ahli dalam bidangnya, akan mudah untuk
menguasai/ mempengaruhi orang lain.Para anggota dalam suatu kelompok, pasti
memiliki skill dan kemampuan yang berbeda. Maka dari itulah, suatu kelompok
tercipata untuk saling melengkapi kekurangan anggota kelompki lainnya. Namun
pada dasarnya, French dan Raven seseorang tidak perlu menjadi ahli untuk
mendapatkan kekuatan ahli. Orang tersebut hanya perlu diterima oleh orang lain
sebagai seorang yang ahli (Kapolwitz,1978; Littlepage & Mueller,1997).
Sebenarnya, seseorang tidak harus memaksakan diri untuk menjadi seseorang yang
ahli. Karena, sebenarnya kemampuan apapun yang kita miliki, tidak hanya kita
yang menilai, tapi kita pun perlu penilaian dari orang lain. Contoh dari expert
power adalah : seorang pasien percaya pada hasil diagnose dokter atas pentakit
yang dideritanya, seseorang percaya pada seorang ilmuwan pada bidang, karena
ilmuwan tersebut telah membuktikan hasil penelitiaanya.
5. Referent Power (Kekuasaan Rujukan)
Pengaruh yang
didasarkan pada pemilikan sumber daya atau ciri pribadi yang diinginkan oleh
seseorang, berkembang dari rasa kagum terhadap orang lain, untuk menjadi
seperti orang yang dikaguminya itu, dikarenakan adanya karisma. Selain itu,
Referent power juga menjelaskan
bagaimana charismatic leader (seberapa tinggi komitmen anggota tersebut pada
kelompoknya) mengatur untuk menggunakan banyak kontrol dalam grup mereka. Siapakah anggota yang paling baik, paling disukai, paling dihargai dsb. Contoh dari
referent power adalah : Misalnya seorang pengikut dalam suatu kelompok, sangat
mengagumi ketua kelompoknya, karena ketua kelompoknya tersebut memiliki pribadi
yang kompeten, baik hati, bersikap mengayomi kepada semua pengikutnya, dan
tidak pernah bersikap otoriter.